Sabtu, 08 Agustus 2015

Laporanku : "Bagaimana kabar Gunung Raung ?"

          


Sejak tanggal 04 Agustus 2015, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, diguyur hujan abu setelah letusan kedua Gunung Raung ( Kabupaten Bondowoso ) sekitar pukul 01:00 WIB ( pagi hari ). Kebetulan rumah saya berada di Kecamatan Genteng, jadi rumah saya dipenuhi dengan abu vulkanik. Jika abu vulkanik mengenai kulit kepala, akan terasa gatal dan membuat saya keramas berkali-kali. Hal itu tentunya membuat saya jengkel. Nah, itu adalah salah satu hal yang saya rasakan sejak abu vulkanik mulai mengguyuri Kecamatan Genteng. Tidak hanya Kecamatan Genteng saja yang diguyuri hujan abu, Kecamatan Glenmore, Muncar, dan seluruh kecamatan yang berada di Kabupaten Banyuwangi.
           
            Besoknya, tanggal 05 Agustus 2015, abu turun semakin banyak dan hampir menutupi pekarangan rumah saya. Meski telah menyapu berkali-kali, tetap saja abu semakin banyak yang turun dan sangat mengganggu aktivitas serta pernapasan kita. Tepatnya mengganggu kinerja paru-paru. Maka dari itu penduduk dihimbau untuk menggunakan masker. Namun, banyak penduduk yang tidak menghiraukan himbauan tersebut. “Abunya lho nggak ada. Kita kan nggak harus pakai masker. Lebih baik beli jajan daripada beli masker. Coba kamu uji nyali aja deh. Berarti kamu hebat ” ujar teman saya layaknya anak kecil saat diwawancarai di sekolah. Tepatnya, bukan mewawancarai melainkan hanya menanyainya saja. Kembali pada jawaban teman saya tadi, debu atau abu yang sedang beterbangan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang secara langsung, apabila sudah menempel pada permukaan suatu benda, maka kita dapat melihatnya.

            Pada tanggal 06 Agustus 2015, para penduduk Kec. Genteng sebagian besar telah memakai masker. Hanya sebagian kecil saja yang tak memakainya. Itu berarti mereka sudah mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat menghirup abu vulkanik. Pihak sekolah sejak tanggal 04 Agustus 2015—pada saat Gunung Raung meletus untuk yang kedua kalinya, menyarankan agar kita memakai masker. Namun, teman-teman saya masih  tetap bandel. Maka dari itu pihak sekolah membagi-bagikan masker gratis untuk semua siswa dan harus (wajib)mereka pakai hingga pulang sekolah.

           
Tanggal 07 Agustus 2015, abu vulkanik Gunung Raung telah mencapai puncak terbanyaknya. Angin yang datang sangat kencang sekali dan mengakibatkan abu-abu yang sudah hinggap di permukaan tanah, jadi beterbangan kemana-mana. Mata kelilipan adalah salah satu keluhan yang sering dibicarakan. Ketika saya datang di sekolah pada pagi hari, saya melihat teman-teman saya sedang menyapu lapangan, halaman sekolah dan ruangan sekolah. Oh iya, sekolah kami memiliki program Jum’at Bersih yang berarti kita akan melakukan kegiatan membersihkan kelas dan halaman sekolah selama dua puluh menit. Kebetulan hari ini adalah jum’at dan banyak abu di sekitar lapangan, kami—murid-murid dan pihak guru serta karyawan membersihkan dan mengumpulkan abu-abu yang ada. Sayangnya, saya tidak mempunyai foto-foto siswa SMP untuk laporan. Yang saya punya adalah foto-foto anak SD yang sedang menyapu sebagian lapangan.

            Hari  ini, tanggal 08 Agustus 2015, abu vulkanik sudah mulai berkurang dan hampir tidak ada di Kec.Genteng. Tetapi, saya tetap memakai masker untuk waspada jikalau ada abu yang tiba-tiba datang bersama angin.

Sekian laporan dari saya. Kunjungi artikel saya yang lain, ya.. Terima kasih..


Anak-anak SD menyapu lapangan akibat abu vulkanik.

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

 

KagakuPedia Template by Ipietoon Cute Blog Design